Alarm Kemanusiaan: China Gerakkan Pasukan, Tetangga RI Siaga! Apa yang Terjadi?

Kabarterkini.my.id Mudah mudahan kalian dalam keadaan sehat, Di Momen Ini saya akan mengupas tuntas isu seputar politik, keamanan, hubungan internasional, tanggap bencana, Asia Tenggara. Catatan Singkat Tentang politik, keamanan, hubungan internasional, tanggap bencana, Asia Tenggara Alarm Kemanusiaan China Gerakkan Pasukan Tetangga RI Siaga Apa yang Terjadi Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.
Ketegangan Antara China dan Filipina Semakin Memanas
Pernyataan terbaru dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa segala bentuk kerjasama pertahanan dan keamanan yang dilakukan Filipina dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), tidak boleh merugikan pihak ketiga atau kepentingan mereka. Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China memberikan peringatan kepada Filipina untuk tidak “bermain api” dengan aliansi pertahanan yang diperkokoh bersama AS.
Komitmen AS untuk Melindungi Filipina
China menyampaikan bahwa AS sebagai sekutu strategis Filipina memiliki komitmen yang kuat untuk melindungi negara tersebut berdasarkan perjanjian pertahanan yang telah disepakati. Langkah ini diambil setelah Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menegaskan kembali dukungan Washington terhadap Manila dalam menghadapi klaim-klaim dari Beijing di wilayah perairan tersebut.
Selain itu, Guo juga mengomentari pernyataan yang dikeluarkan oleh Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, yang menyatakan bahwa Filipina berkeinginan untuk memperkuat militernya melalui kerjasama dengan sekutu-sekutu mereka. Hal ini menunjukkan tekad Filipina untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dalam menghadapi situasi yang semakin kompleks di kawasan tersebut.
Patroli Bersama dan Klaim Wilayah
Dalam konteks ini, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyebut bahwa Filipina sering mencari bantuan dari negara asing untuk melakukan patroli bersama. Guo menyatakan bahwa klaim wilayah Laut China Selatan oleh Filipina dianggap 'ilegal' dan berpotensi menciptakan ketidakstabilan di perairan yang penuh sengketa tersebut. Hal ini diungkapkan dalam laporan yang diterbitkan oleh Reuters pada tanggal 29 Maret 2025.
China berpendapat bahwa langkah Filipina untuk memperkuat hubungan militernya dengan negara lain justru dapat memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik. Kedutaan Besar Filipina di Beijing pun tidak memberikan tanggapan segera atas permintaan komentar yang diajukan melalui email.
Aktivitas Militer AS di Filipina
Sejak April 2023, militer AS telah menempatkan sistem rudal Mid-Range Capability (MRC), dikenal juga sebagai Typhon, di wilayah Filipina. Kedua negara dilaporkan telah sepakat untuk mempertahankan sistem tersebut “tanpa batas waktu,” yang menyebabkan kemarahan di pihak China.
Jakarta menjadi titik perhatian ketika CNBC Indonesia melaporkan bahwa hubungan antara China dan Filipina mulai memanas dalam konteks sengketa di Laut China Selatan. Pada tanggal 28 Maret, militer China melaporkan telah melakukan patroli di wilayah tersebut, yang merupakan bagian dari kunjungan menteri pertahanan AS ke Asia, yang juga mencakup rencana kunjungan ke Jepang.
Kegiatan Latihan Angkatan Laut
Pada hari yang sama, AS, Jepang, dan Filipina melakukan latihan angkatan laut di Laut China Selatan. Perlu dicatat bahwa China mengklaim hampir seluruh area Laut China Selatan, yang juga merupakan jalur perdagangan senilai US$3 triliun setiap tahunnya. Klaim ini tumpang tindih dengan kedaulatan Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Brunei, yang menambah kompleksitas sengketa di kawasan ini.
Sejak bertahun-tahun, China dan Filipina terlibat dalam berbagai sengketa wilayah di Laut China Selatan, yang beberapa kali berujung pada bentrokan antara angkatan laut kedua negara. Sistem rudal yang dipasang oleh AS di Filipina memiliki jangkauan hingga 1.000 mil (sekitar 1.600 km), menjadikannya sebagai alat strategis yang dapat menjangkau wilayah pesisir timur dan selatan China.
Kesimpulan
Sampai saat ini, belum ada indikasi bahwa AS akan menarik sistem rudalnya dari Filipina. Guo Jiakun menegaskan, “Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada kebaikan yang muncul dari membuka pintu bagi pemangsa.” Selain kerjasama dengan AS, Filipina juga meningkatkan hubungan militernya dengan Jepang dan Australia, menciptakan dinamika baru dalam geopolitik kawasan ini. Ketegangan yang berlangsung menunjukkan bahwa situasi di Laut China Selatan masih jauh dari kata damai dan membutuhkan perhatian yang serius dari seluruh pihak yang terlibat.
Begitulah ringkasan menyeluruh tentang alarm kemanusiaan china gerakkan pasukan tetangga ri siaga apa yang terjadi dalam politik, keamanan, hubungan internasional, tanggap bencana, asia tenggara yang saya berikan Selamat menggali lebih dalam tentang topik yang menarik ini terus belajar hal baru dan jaga imunitas. Silakan bagikan kepada teman-temanmu. Sampai bertemu di artikel menarik lainnya. Terima kasih banyak.
✦ Tanya AI