• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Soeharto Batalkan Open House: Dera Krisis Ekonomi RI yang Mengguncang

img

Kabarterkini.my.id Hai apa kabar semuanya selamat membaca Pada Edisi Ini saya ingin membahas berbagai perspektif tentang Politik, Ekonomi, Sosial, Sejarah. Catatan Artikel Tentang Politik, Ekonomi, Sosial, Sejarah Soeharto Batalkan Open House Dera Krisis Ekonomi RI yang Mengguncang Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.

Tradisi Open House di Indonesia Selama Lebaran

Open house merupakan sebuah tradisi yang telah menjadi bagian dari perayaan Lebaran di Indonesia. Sesuai dengan namanya, open house adalah momen di mana pemilik rumah membuka pintu mereka lebar-lebar untuk menerima tamu yang ingin bersilaturahmi. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari pejabat tinggi negara hingga warga biasa.

Perayaan Open House oleh Para Tokoh Nasional

Setiap tahun, berbagai tokoh besar di Indonesia, termasuk presiden, menggelar open house. Ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan para pemimpin mereka. Menurut Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, Presiden Soeharto pernah memutuskan untuk tidak mengadakan open house pada tahun tertentu, yang menandakan adanya perubahan dalam tradisi ini.

Pembatalan Open House oleh Presiden Soeharto

Pada tahun 1987 atau tepatnya pada 1 Syawal 1407 Hijriah, Soeharto mengambil langkah yang tak biasa dengan tidak mengadakan open house di Istana Negara yang terletak di Jakarta. Keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap situasi ekonomi Indonesia yang tidak stabil. Saat itu, kondisi ekonomi negara berada dalam keadaan carut-marut, di mana harga komoditas ekspor utama, khususnya minyak bumi, mengalami penurunan yang signifikan di pasar global.

Menurut Boediono, dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah (2016), harga ekspor minyak Indonesia jatuh, yang berdampak pada merosotnya pendapatan negara. Selain itu, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan. Pada masa itu, Indonesia belum sepenuhnya beralih dari ketergantungan pada ekspor komoditas migas, sehingga keadaan tersebut memaksa pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat.

Pentingnya Nilai Kesederhanaan

Keputusan presiden untuk tidak mengadakan open house mencerminkan perubahan nilai yang ingin diterapkan, yaitu hidup sederhana. Dalam suasana ekonomi yang sulit, Soeharto berusaha menanamkan semangat untuk tidak berlebihan dan lebih mengedepankan prinsip-prinsip kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tersebut menjadi penting di tengah masyarakat yang berjuang untuk bangkit dari kesulitan ekonomi.

Tahun-Tahun Berikutnya dan Pengaruhnya

Setelah kebijakan tersebut, open house tetap menjadi tradisi yang dianut para menteri dan pejabat pemerintah meskipun di beberapa tahun terdapat penyesuaian. Tradisi ini menjadi lambang keterhubungan antara pemimpin dan masyarakat, serta menunjukkan rasa saling menghormati dan berbagi di hari yang penuh berkah. Namun, tidak jarang ada penyesuaian yang dilakukan, terutama ketika situasi kesehatan masyarakat atau kondisi tertentu memaksa untuk membatasi pertemuan.

Dalam konteks saat ini, di tengah ancaman pandemi, pemerintah seperti Presiden Joko Widodo mengambil langkah serupa dengan menutup pintu untuk tamu dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tradisi open house sangat penting, keselamatan dan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

Kesimpulan

Tradisi open house menjelang Lebaran adalah momen berharga bagi masyarakat Indonesia untuk saling bertukar silaturahmi. Walaupun terdapat perubahan yang terjadi seiring waktu, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini tetap relevan. Kesederhanaan dan kebersamaan adalah inti dari perayaan, membentuk ikatan antar manusia yang harmonis. Kita berharap tradisi ini akan terus berjalan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, sehingga setiap orang dapat merayakan Lebaran dengan penuh makna.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap soeharto batalkan open house dera krisis ekonomi ri yang mengguncang dalam politik, ekonomi, sosial, sejarah ini Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak dari berbagai sumber selalu bergerak maju dan jaga kesehatan lingkungan. Silakan bagikan kepada teman-temanmu. Sampai bertemu di artikel berikutnya. Terima kasih atas dukungannya.

© Copyright 2024 - Berita Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads