Remaja Gila: Rencana Mengerikan untuk Bunuh 100 Jemaah di Lima Masjid Singapura Terungkap!
Kabarterkini.my.id Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Di Blog Ini saya akan mengulas berbagai hal menarik tentang Kejahatan, Remaja, Terorisme, Masjid, Singapura. Artikel Ini Membahas Kejahatan, Remaja, Terorisme, Masjid, Singapura Remaja Gila Rencana Mengerikan untuk Bunuh 100 Jemaah di Lima Masjid Singapura Terungkap Jangan berhenti di tengah lanjutkan membaca sampai habis.
Radikalisasi Remaja di Singapura: Sebuah Risiko yang Mengkhawatirkan
Pada Maret 2025, rencana terorisme yang melibatkan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun berhasil digagalkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD). Penahanan dilakukan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) setelah pihak berwenang menemukan bahwa remaja tersebut telah teradikalisasi sejak tahun 2022. Hal ini terjadi setelah ia terpapar berbagai materi islamofobia dan propaganda ekstremis sayap kanan yang diperoleh melalui internet.
Awal Mula Radikalisasi
Ayah remaja tersebut berusaha mengubah pola pikir putranya dengan menceritakan kasus-kasus ekstremis sayap kanan yang pernah ditangani oleh ISD. Namun, semua usaha itu tampaknya sia-sia, karena pemuda tersebut terus terpengaruh oleh ideologi berbahaya. ISD melaporkan bahwa remaja ini berencana untuk menyerang beberapa masjid di wilayahnya dan telah berusaha mendapatkan senjata untuk melaksanakan rencananya.
Inspirasi dari Serangan di Christchurch
Terungkap bahwa remaja tersebut terinspirasi oleh penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada Maret 2019 yang mengakibatkan 51 orang Muslim tewas. Di balik aksinya, terdapat keyakinan kuat terhadap teori 'Penggantian Besar' yang dikemukakan oleh penulis anti-imigrasi, Renaud Camus. Teori ini mengklaim bahwa orang Eropa kulit putih digantikan oleh migran non-Eropa. Saat diinterogasi, remaja tersebut mengakui niatnya untuk melakukan serangan jika berhasil memperoleh senjata api.
Keterkaitan dengan Kasus Lain
Penelusuran terhadap rencana serangan remaja ini mengarah kepada seorang warga negara Singapura lainnya, Nick Lee, yang juga ditangkap pada bulan Desember 2024. Keduanya teradikalisasi secara terpisah dan tidak pernah bertemu, tetapi mereka saling berkomunikasi melalui media sosial dengan membagikan materi islamofobia dan propaganda ekstremis. Jelas bahwa radikalisasi di kalangan pemuda menjadi ancaman yang perlu diperhatikan oleh pihak berwenang di Singapura.
Konten Berbahaya dan Rencana Serangan
Pada bulan November 2023, remaja tersebut diketahui menonton video tentang penembakan Christchurch dan mencari informasi lebih lanjut tentang pelakunya, Brenton Tarrant. Ia juga membaca manifesto yang ditulis oleh Tarrant serta teroris lain, seperti Stephan Balliet dan Payton Gendron. Dari situ, remaja itu mengembangkan keyakinan bahwa perlunya tindakan ekstrem untuk mempertahankan dominasi etnis Tionghoa di Singapura dari 'penggantian' oleh etnis lain.
Pengakuan dan Ambisi
Dalam pengakuannya, pemuda tersebut mengungkapkan keinginannya untuk memicu individu lain dengan pandangan senada agar melakukan tindakan kekerasan. Dia berencana untuk menyiarkan langsung serangannya dengan tujuan untuk meniru Tarrant. Dikenal sebagai remaja perempuan pertama dan orang termuda kedua yang terlibat dalam kasus ini berdasarkan ISA, ia menunjuk lima masjid di Singapura sebagai target potensial untuk serangannya.
Pandangan Rasis dan Keterlibatan dengan Konten Esktrimis
Selain terpengaruh oleh rasisme, dia juga terpapar konten anti-Semit yang membuatnya membayangkan kekerasan terhadap orang Yahudi. Namun, rencananya untuk menyerang tidak pernah terwujud secara konkret, terutama karena kendala biaya dan teknis untuk mendapatkan senjata. Menteri Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, menekankan bahwa semua warga harus waspada terhadap rencana serangan seperti ini.
Pentingnya Kesadaran dan Tindakan
Selain menunjukkan kecenderungan radikal, remaja ini juga terlibat dalam diskusi online yang berisi kritik terhadap Islam. Pada awal tahun 2024, dia mulai merencanakan serangan menggunakan senapan serbu AK-47, berupaya membeli senjata dan amunisi di negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand untuk diselundupkan ke Singapura.
Belum ada laporan dari orang tuanya mengenai perilaku ini, dan diakui oleh pihak berwenang bahwa mungkin ada individu lain yang terlibat dalam pikiran serta perencanaan yang sama. ISD berjanji untuk terus memantau kegiatan tersebut demi mencegah terjadinya aksi-aksi teror di masa depan.
Sekian penjelasan detail tentang remaja gila rencana mengerikan untuk bunuh 100 jemaah di lima masjid singapura terungkap yang saya tuangkan dalam kejahatan, remaja, terorisme, masjid, singapura Saya berharap artikel ini menambah wawasan Anda tetap optimis menghadapi tantangan dan jaga imunitas. Jangan lupa untuk membagikan kepada sahabatmu. Terima kasih
✦ Tanya AI